Wednesday 1 January 2014

Apple Bantah Punya Program Mata-mata dengan NSA

California - Apple membantah kabar bahwa perusahaanya mengadakan kerjasama dengan badan intelejen Amerika Serikat, NSA, untuk menyadap informasi pribadi pengguna iPhone.

Sebelumnya diberitakan, dokumen yang dibocorkan ke publik, NSA dikatakan memiliki sebuah program yang disebutnya sebagai DROPOUT JEEP.

Program ini memiliki kemampuan untuk mengintervensi sejumlah informasi dari perangkat iPhone, mulai dari daftar kontak, menyadap komunikasi SMS, hingga mengetahui lokasi iPhone berada lewat manara BTS terdekat yang terhubung dengannya.

"Apple tidak pernah bekerja dengan NSA untuk membuat backdoor di produk manapun, termasuk iPhone. Kami sangat peduli tentang privasi dan keamanan pelanggan kami," tulis pernyataan Apple yang detikINET kutip dari Venture Beat, Rabu (1/1/2014).

"Tim kami terus bekerja untuk membuat produk kami lebih aman, dan kami membuatnya mudah bagi pelanggan untuk menjaga software mereka up to date dengan rasa aman," tegas perusahaan yang berbasis di California tersebut.

Bantahan ini juga mematahkan ucapan dari analis keamanan Jacob Applebaum malah mengatakan Apple kemungkinan besar juga terlibat dalam aksi intervensi terhadap produknya tersebut. Pun begitu, dirinya mengaku belum memiliki bukti yang kuat untuk mengungkapnya.

"Saya tidak benar-benar percaya bahwa Apple tidak membantu mereka. Aku tidak bisa benar-benar membuktikannya, tapi (NSA) secara harfiah mengklaim bahwa mereka juga menargetkan perangkat iOS, dan bahwa itu telah berhasil diimplementasikan," ujar Applebaum.

Entah apa karena mereka memiliki banyak koleksi data dari eksploitasi yang dilakukan 'melawan' produk Apple, yang berarti bahwa mereka menimbun informasi kritis karena perusahaan-perusahaan Amerika yang menyabotase mereka, atau memang Apple yang menyabotase diri sendiri. Tidak yakin yang satu itu," tambahnya lagi.

"Saya ingin percaya bahwa karena Apple tidak bergabung dengan program PRISM sampai setelah Steve Jobs meninggal, tapi kita tahu itu benar," pungkasnya memperkuat pernyataannya tersebut.

sumber :


analisis :

Analisis saya tentang artikel diatas adalah dimulai dari bagaimana sikap kita dalam mengkritisi permasalahan tersebut. Memang suatu perusahaan bisa saja menjalin kerja sama dengan lembaga intelijen negara. Tetapi jika kerja sama tersbut menggangu hak privasi pengguna. Sebagai perusahaan yang ingin sekali dianggap sebagai perusahaan jujur. Lebih baik tidak menjalin kerja sama tersebut dan membentuk suatu jaringan atau server untuk melindungi user atau pengguna supaya hak privasi lebih terjaga. Jadi sebagai balasan atas konsumen, pihak produsen atau perusahaan saling menghormati dan tidak berurusan dengan hal keamanan terutama lembaga militer untuk melindungi negara dari serangan teroris dan bisa dikatakan sebagai perjanjian ilegal. Kecuali kerja sama tersebut dipublikasikan ke masyarakat dan mengetahui poin-poin perjanjian yang telah dibentuk sebelumnya secara umum serta tidak ditutup-tutupi.

No comments:

Post a Comment