Saturday 6 June 2015

Profesi Technical Support pada Tekonologi Sistem Informasi

Tugas, Pekerjaan, Kode Etik dan Batasan Kerja Technical Support

Technical Support atau dukungan teknis adalah layanan yang diberikan perusahaan (terutama di bidang IT) untuk membantu customer dalam hal konfigurasi, pemakaian dan troubleshooting. Secara umum, dukungan teknis diberikan dalam bentuk email, tiket, SMS, chat, website, dan telepon.

Technical Support bertugas untuk memberikan layanan kepada pengguna perangkat TI, mulai dari perawatan, pemeliharaan dan perbaikan. Seorang teknisi TI harus bisa memberikan layanan yang baik kepada user agar mereka merasa nyaman dalam melakukan tugas.

Pekerjaan Technical Support juga merupakan staf pendukung teknis komputer yang dapat mengoperasikan PC stand alone, instalasi OS, instalasi dan konfigurasi jaringan, instalasi modem dan setting konfigurasi komunikasi wireless, instalasi software anti virus, restore dan backup system, penanganan awal atas masalah PC.

Untuk seorang tokoh yang pernah atau masih berprofesi sebagai ahli Technical Support belum ada informasi dari sumber yang menyatakan. Bahwa ada seorang tokoh yang pernah atau masih berprofesi sebagai Technical Support.

Kode etik seorang Technical Support berdasarkan tugas dan tanggung jawab profesi project adalah sebagai berikut:

  1. Disiplin Pribadi, segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh seorang IT technical support seharusnya terjadwal dan tertata dengan baik.
  2. Menghormati semua user, Anggota tim dan atasan, meski tidak dibalas, hal ini merupakan bagian yang cukup sulit, terkadang kalau kita selesai membantu orang kita pasti berharap setidaknya tersenyum dan say “thanks!”.
  3. Kemampuan dan mau berkomunikasi, hal ini juga sangat baik untuk kita pada saat kita mengidentifikasikan masalah yang ada oleh user, kita harus memiliki social engineering yang baik dengan jadi pendengar yang baik dan ramah, user akan lebih senang menceritakan masalahnya
  4. Kemampuan berfikir logis dan kreatif, hal ini sangat penting untuk diperhatikan bagi seorang technical support karena setiap penjelasan memiliki jawaban teknis yang logis yang harus dijelaskan ke user dengan semudah mungkin untuk dipahami ketika user bertanya.
  5. Sikap rendah hati, ini juga penting, karna jika kita merasa aji mumpung kita yang paling jago soal IT kita bisa semena mena, kalau kita berfikir orang lain tidak bisa bekerja tanpa kita, hal itu sudah salah besar, karna itu akan mencerminkan bahwa IT technical support adalah pusat degradasinya performance kerja, karna yang harus kita lakukan hanyalah agar kita tidak sombong terhadap user, dan menghargai penjelasan user
  6. Belajar dari pengalaman dan pelatihan, jangan takut dengan hal ini, intinya belajar, coba, harus selalu memperbarui pengetahuan diri sendiri
  7. Cara kerja yang terperinci, yaitu dengan memperhatikan hal hal kecil yang ada di komputer, dan kita diharuskan mengetahui seluruh sistem dan cara kerja komputer, jadi pada saat kita melakukan troubleshoot kita melakukanya dengan step yang baik. dan akan mendapatkan hasil yang cepat dan analisis yang tepat
  8. Dedikasi dan komitmen menyelesaikan masalah, jangan pernah menyerah, karna kita harus mencari permasalahan sampai ke akar2 nya dan menyelesaikanya
  9. Dapat menentukan prioritas, dengan mempelajari sistem kerja yang ada di perusahaan kita dapat menentukan prioritas siapa yang lebih di dahulukan
  10. Berbagi pengetahuan dengan anggota tim, atasan, dan, user, dengan cara mengajari user dengan bahasa yang lebih mudah, dan
  11. Minat akan teknologi, support juga harus memiliki minat yang tinggi atas perjalanan teknologi hal ini akan berpengaruh saat organisasi berada dalam tahap pembaruan, sehingga support akan mempengaruhi sikap user dalam pembaharuan dan penggunaan teknologi terbaru ini
Tugas utama dari Technical Support adalah sebagai berikut: 
  1. Membantu melakukan perawatan rutin seluruh hardware. 
  2. Membantu melakukan pengecekan dan menjaga software-software yang terpasang di komputer, termasuk jaringan (LAN) dan server sehingga dapat berjalan dengan sempurna. 
  3. Membantu menyelesaikan/perbaikan hardware dan jaringan secara dini (trouble shooting) dan melapor kepada atasannya bila terdapat komponen yang harus diperbaiki/diganti. 
  4. Melaporkan kepada atasannya bila ada software/sistem aplikasi yang bermasalah termasuk tindakan yang perlu diambil sebatas kewenangan yang diberikan oleh vendor. 
  5. Membantu menyiapkan proses pengajuan pengadaan hardware dan atau software.
Technical Support memiliki batasan pekerjaan yang terbagi atas beberapa level, yaitu:
  1. Level I, adalah “garis depan” dalam tingkatan dukungan teknis. Contohnya Customer Support. Tugas personel Level I adalah mengumpulkan informasi pelanggan dan menganalisis gejala untuk mencari tahu dasar masalah yang umum seperti reset username, unblok IP address, memperbaiki info subscription, dlsb.
  2. Level II, Personel yang ditugaskan di Level II umumnya disebut dengan Technical Support. Mereka memiliki pengetahuan lebih lanjut dan sertifikasi khusus dalam penanganan teknis. Seperti pertolongan pertama pada downtime server, pemantauan performa server, troubleshooting fitur cPanel problematik, hingga melakukan remote hosting client untuk penanganan lebih dalam.
  3. Level III, Selain memiliki spesialisasi teknis lanjutan, personel di level ini juga mumpuni menangani system kritis. Level III melakukan evaluasi, analisa, dan memberikan solusi untuk masalah-masalah baru, masalah yang sulit dipecahkan Level II. Level III bekerjasama dengan Level I dan II untuk analisa masalah dan pengumpulan informasi. Jika suatu masalah berakar dari sumber perangkat lunak atau kelemahan desain perangkat keras (misalnya server), maka personil Level III memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikannya dengan pengembang/developer produk tersebut.
Jadi batasan pada profesi Technical Support lebih kepada bagaimana menjaga stabilitas atau kinerja dari software maupun hardware mulai dari segi perawatan, mengatasi permasalahan kerusakan pada software maupun hardware, dan membantu untuk mengajukan atau pelaporan mengenai software serta hardware.

Thursday 16 April 2015

Kasus Pelanggaran Etika Teknologi Informasi

Inikah Pelaku Pembocor Soal UN di Google Drive? 

Bocoran soal Ujian Nasional tingkat sekolah menengah atas (SMA) yang diunggah ke Google Drive diakui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan sebagai soal yang dipakai pada tes tahun 2015. Soal itu merupakan 0,25% dari seluruh varian soal yang dicetak pihak Kemendikbud.

Bocoran soal UN SMA tahun 2015 itu dibagikan melalui sebuah laman pribadi dengan alamat pak-anang.blogspot.com. Situs itu telah membagikan link menuju file berlabel 'Dokumen Rahasia' itu sejak beberapa waktu lalu melalui akun sosial media Twitter maupun Facebook miliknya.

Pemilik blog itu terlihat sangat gencar dalam membagikan berbagai pembahasan soal ujian nasional baik berupa soal try out maupun berupa pembahasan bocoran. Hampir di setiap status jejaring sosial Facebook milik Pak Anang berisi pembahasan soal yang akan dihadapi para siswa.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti siapa sosok Pak Anang penyebar bocoran soal UN tersebut. Berdasakan biodata yang tertera di profil laman blog pribadinya, Pak Anang mencantumkan diri sebagai pria yang berada di bdiang pendidikan. Di halaman itu pula ia menuliskan dirinya berada di kota Gresik, Indonesia.

Pihak Kepolisian mengaku akan terus melakukan penelusuran terkait berbagai kecurangan dan kebocoran soal UN yang terjadi pada tahun 2015 ini. Kemungkinan, pihak kepolisian juga akan melakukan penelusuran terhadap pembocor melalui link Google Drive ini.

Belum diketahui pula apakah Pak Anang merupakan pembocor satu-satunya soal UN yang tersebar melalui internet maupun sumber soal yang dibocorkannya melalui layanan penyimpanan data dari Google tersebut.

Memang, pelaksanaan UN setiap tahunnya dilakukan dengan pengawalan ketat dan melibatkan pihak kepolisian agar tiap soal yang akan diujikan kepada siswa tetap terjaga kerahasiaannya. Namun, kehadiran teknologi sepertinya perlu menjadi bagian dari pengamanan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengamankan soal Ujian Nasional.

Analisis

Mengenai contoh kasus diatas maka dapat ditetapkan bahwa pelanggaran kasus ini dapat dihubungkan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Pada Contoh Kasus ini dapat Diterapkan melalui BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1. Dijelaskan bahwa: 

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.

Kemudian pada Pasal 3 yaitu:

"Asas kehati-hatian” berarti landasan bagi pihak yang bersangkutan harus memperhatikan segenap aspek yang berpotensi mendatangkan kerugian, baik bagi dirinya maupun bagi pihak lain dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sumber :

http://tekno.liputan6.com/read/2214458/inikah-pelaku-pembocor-soal-un-di-google-drive 

http://www.pemkomedan.go.id/uuti/uu_112008_penjelasan.php 

http://bti.unpar.ac.id/undang-undang-ite/


Friday 14 November 2014

Sistem Monitoring Kereta Commuter Line Secara Real Time

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan dunia teknologi  informasi dan transportrasi saat ini  menjadikan manusia modern memiliki  mobilitas yang sangat tinggi. Dan dalam perkembangan berikutnya diperlukan suatu sistem yang lebih effisien dari  pengembangan sistem ataupun teknologi  yang telah ditemukan. Efisiensi dan perbaikan dari suatu sistem yang telah ada, akan memperbaiki  tingkat produktifitas manusia baik dari sisi pembuat maunpun pengguna. Dalam makalah ini, hal yang kami bahas dalam peningkatan effisiensi dalam mobilitas  adalah, bagaimana menciptakan suatu kemudaahan informasi dalam pelayanan  transportrasi.

Secara umum transportasi ada 3 jenis,  darat, laut dan udara. Dan dalam makalah ini kami batasi sarana transportrasi yang  dimaksud adalah transportrasi darat yaitu kereta api. Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan  dengan kendaraan lainnya, yang akan  ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang  berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau  gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan  lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong  tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya  sebagai angkutan massal efektif, beberapa  negara berusaha memanfaatkannya secara  maksimal sebagai alat transportasi utama 2 angkutan darat baik di dalam kota,  antarkota, maupun antarnegara.


                 Di Indonesia, kereta api merupakan salah satu alat transportasi publik yang sampai saat ini masih sangat digemari  masyarakat umum terutama menengah ke  bawah, tapi akhir-akhir ini pemberitahuan informasi mengenai posisi kereta api kurang efektif dan kurang efisien. Yang dapat membuat masyarakat bingung akan kedatangan kereta yang akan dinaikinya. Oleh karena itu perlu dibangun sebuah  sistem pemantau kereta untuk memudahkan dalam informasi keberadaan kereta api. Dalam perkembangan teknologi  informasi tracking posisi sebenarnya telah diimplementasikan dalam teknologi GPS,  tapi untuk saat ini teknologi GPS hanya  digunakan untuk kalangan tertentu yang  memiliki kepentingan besar dan dana yang  mencukupi untuk bisa merasakan manfaat  GPS secara langsung.

1.2. Tujuan

Memudahkahkan pengguna untuk mengetahui keberadaan posisi kereta api yang sedang beroperasi dan juga sebagai informasi peringatan jika kereta api mengalami gangguan dalam perjalanannya.

1.3  Metode Penelitian

Adapun metode penelitian disini adalah :
1.      Identifikasi
Tahapan pertama dari pembuatan aplikasi ini yaitu mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan dan berkaitan dengan materi yang di bahas, diantaranya :
a.      Bahasa Pemrograman HTML
b.      Jquery, CSS dan JavaScript
c.       Peta, berkaitan dengan bentuk, navigasi peta dan Peta Google (Google Maps)

2.      Analisa
Pada tahapan ini berupa proses analisa kebutuhan, yaitu merencanakan bagaimana aplikasi ini akan dibuat, perangkat lunak dan perangkat keras apa saja yang dibutuhkan untuk dapat membuat aplikasi layanan berbasis lokasi ini.

Perangkat yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi ini sebagai berikut :

-          Perangkat keras yang digunakan adalah satu unit notebook dengan spesifikasi :
a.    Processor Dual Core(TM) CPU M380 2.53GHz
b.   RAM 512 MB
c.    HDD 500 GB

-          Perangkat lunak yang digunakan yaitu:
a.    Windows 7 Home Premium 32-bit
b.   Adobe Dreamweaver CS6
c.    Google Chrome
d.   Microsoft Office 2007

3.      Perancangan
Tahap ini meliputi perancangan aplikasi yang akan dibuat sebagai bahan acuan untuk memberikan informasi kepada pengguna.

4.      Implementasi
Pada tahap implementasi dilakukan pembuatan aplikasi secara keseluruhan, meliputi proses pengetikan kode program(coding) kemudian melakukan proses uji coba aplikasi pada handphone smartphone, apakah sudah benar-benar dapat dioperasikan sebagaimana fungsinya.


BAB II

LANDASAN  TEORI

2.1       Definisi telematika

Telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis “TELEMATIQUE” yang berarti bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Yang pertama kali memperkenalkan kata ini adalah penulis buku berjudul “L’informatisation de la Societe” yaitu Simon Nora dan Alain Minc pada tahun 1978. Istilah telematika dari segi hukum adalah perkembangan sistem elektronik berbasis digital antara teknologi informasi dan media yang awalnya masing – masing berkembang secara terpisah.

Telematika terintegrasi dari kata Telekomunikasi dan Informatika, Telematika juga dikenal dengan istilah ICT (Information and Communications Technology), atau yang kita kenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi. Secara umum istilah Telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi / Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (Mobile Communication Technology). Istilah Telematika juga dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (Road Vehicles dan Vehicle Telematics).

2.2       Sejarah PT. KAI

PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi UU No. 13/1992 yang menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberi kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2008PT Kereta Api Indonesia melakukan pemisahan Divisi Jabodetabek menjadi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) untuk mengelola kereta api penglaju di daerah Jakarta dan sekitarnya. selama tahun 2008 jumlah penumpang melebihi 197 juta.  Pemberlakuan UU Perkeretaapian No. 23/2007 secara hukum mengakhiri monopoli PT Kereta Api Indonesia dalam mengoperasikan kereta api di Indonesia.  Pada tanggal 28 September 2011, bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya yang ke-66, KAI meluncurkan logo baru.

2.2.1    Komuter

Komuter adalah kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penglaju bermobilitas tinggi yang pergi-pulang dalam sehari, misalnya ke tempat kerja atau sekolah. Tidak mengherankan apabila frekuensi perjalanan komuter termasuk tinggi dan jumlah penumpangnya juga paling banyak dibanding kereta jenis lainnya.

Di Indonesia, jaringan komuter masih menjadi satu dengan kereta api jarak jauh, bahkan kebanyakan rangkaian kereta apinya juga diambil dari bekas kereta api jarak jauh. Walaupun demikian, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembangunan jaringan kereta api komuter yang lebih canggih, seperti monorel, kereta bawah tanah, maupun Mass Rapid Transit (MRT) yang rencananya akan dibangun di Jakarta dan Surabaya.

Komuter umumnya dilayani oleh rangkaian kereta api ekonomi, tetapi beberapa sudah ada yang dilayani oleh kereta kelas bisnis bahkan kelas eksekutif, seperti kereta api Pakuan jurusan Jakarta- Bogor. Jalur-jalur kereta komuter yang ada diIndonesia antara lain:

KRL Jabodetabek/Commuter Line, merupakan jalur komuter tertua di Indonesia yang melingkupi daerah Jakarta Raya, melayani para penglaju dari Jakarta ke Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, termasuk jalur cabang ke Serpong dan Maja.

2.3       GPS

Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikroke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.

GPS Tracker  atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.

2.3.1    Akurasi alat navigasi GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai 'faktor kesalahan', yang lebih dikenal dengan 'tingkat akurasi'. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya.

Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat. Ketika alat berada disebuah lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka tingkat akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3 meter). Di padang rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan jauh lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap dapat menggunakan alat navigasi ini di dalam sebuah gua. Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:

Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit                    yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi,
-  Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima,
-  Air. Jangan berharap dapat menggunakan yang mengandung metal,
-  Kaca fil mobil, terutama yang mengandung metal,
-  Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik,
-  Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi                 juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah,
-  Sinyal yang memantul, misal bila berada diantara geung-gedung tinggi, dapat mengacaukan                perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau                   tidak akurat.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1       Analisis

Transportasi kereta merupakan salah satu angkutan masal yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat. Terutama untuk daerah Jakarta dan Bogor, karena kebanyakan dari mereka yang bertempat tinggal di daerah tersebut  melakukan suatu aktivitas sehari-hari seperti bekerja, sekolah, dan lain-lain. Maka dari itu dibutuhkan suatu pengembangan pada pelayanan perjalanan Commuter Line supaya tidak terjadi sesuatu yang mengakibatkan penumpang merasa tidak nyaman dengan jadwal perjalanan kereta yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Mengingat memasuki akhir tahun 2014 PT. KAI akan menambah gerbong Kereta Commuter Line untuk mendongkrak pertumbuhan penumpang secara bertahap dengan target mencapai sekitar 1 – 4 juta penumpang per hari. Diharapkan akan membantu mobilitas masyarakat dengan mudah. Dan mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi yang akan masuk ke daerah Ibu Kota.

Permasalahan yang terjadi pada Kereta Commuter Line adalah tidak hanya pada keterlembatan perjalanan, pemberhentian layanan kereta secara mendadak karena adanya gangguan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor alam dan faktor manusia. Melainkan juga pada penumpang hanya mengetahui posisi kereta yang akan dinaiki melalui pengeras suara yang diumumkan oleh pihak stasiun dan tidak bisa melihat keberadaan kereta secara pasti melalui peta atau maps dengan memanfaatkan sistem GPS (Global Positioning System) yang ditampilkan pada layar TV Flat berukuran besar. Sistem keberadaan posisi kereta pada saat melakukan perjalanan sebernarnya sudah diterapkan pada Kereta Api yang melayani rute jarak jauh antar kota antar provinsi di seluruh Pulau Jawa. Tetapi hanya menampilkan keberadaan kereta dengan format tabel yang terdiri dari beberapa field yang diatur secara real time.

Mengenai sistem yang sudah diterapkan tersebut akan dibahas lebih lengkap pada sub bab gambaran umum sistem sekarang. Kemudian mengenai gambaran umum sistem yang akan dibuat akan dibahas secara lengkap pada sub bab yang telah ditentukan.

3.2       Gambaran Umum Sistem Sekarang

Pada sistem yang sudah ada sekarang, sistem yang digunakan hanya pada perjalanan kereta rute jarak jauh. Rute yang digunakan adalah perjalanan kereta antar kota antar provinsi yang tersebar di seluruh Pulau Jawa. Sistem yang diterapkan pada perjalanan tersebut adalah memonitor perjalan kereta api melalui layar yang sudah terpasang pada setiap stasiun kereta yang melayani rute jarak jauh. Jadi pada layar tersebut hanya menampilkan tabel yang terdiri dari beberapa field yang berhubungan dengan perjalan kereta api. Pada field tersebut terdiri dari nama kereta, waktu keberangkatan, waktu kedatangan, tujuan dari kereta tersebut dan juga memberikan informasi mengenai keberaaan lokasi kereta sebelum sampai ke tempat tujuan secara real time. Tetapi mengenai sistem tersebut lebih ditekanakan kepada pengguna atau user yang akan menjemput penumpang kereta yang akan sampai pada stasiun tersebut. Dan tidak mengetahui keberadaan kereta secara pasti melalui tampilan peta atau maps yang terhubung dengan GPS (Global Positioning System).

3.3       Gambaran Umum Sistem yang Akan Dibuat

Mengenai sistem yang akan dibuat tetap menggunakan layanan kereta sebagai acuan yang akan diterapkan pada sistem yang akan diperbarui. Tetapi kereta yang digunakan bukan rute dengan perjalanan jarak jauh melainkan akan diterapkan pada perjalanan kereta listrik yang melayani rute perjalanan Jakarta-Bogor. Jadi pada sistem ini akan ada pembaruan dibagian monitor atau interface. Pada bagian monitor yang akan diterapkan pada sistem yang baru akan ada suatu perubahan dengan menampilkan peta, jalur kereta listrik Jakarta-Bogor (Commuter Line), keberadaan posisi kereta secara real time, menampilkan marker dengan warna yang dibedakan berdasarkan jurusan atau rute perjalanan, dan menampilkan informasi yang berhubungan dengan perjalanan atau layanan pada kereta Commuter Line. Informasi yang dimaksud adalah mengenai sistem gangguan atau keterlambatan pada perjalanan kereta, dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya pembaruan tersebut maka seluruh penumpang yang akan memakai layanan trasnpotasi publik masal ini akan mengetahui segala tentang informasi mengenai kereta Commuter Line yang ditampilakn pada TV Flat berukuran besar yang diharapkan akan terpasang pada setiap stasiun yang terintegrasi dengan jalur kereta Commuter Line.

3.4 Perancangan Sistem


Rancagan tampilan pada layar untuk jurusan Bogor



Rancagan tampilan pada layar untuk jurusan Kota/Jatinegara

Pada dua gambar diatas menjelaskan pada layar terdapat Peta yang bekerja secara real time, sehingga kita mengetahui keberadaan posisi kereta. Selanjutnya terdapat jurusan yang akan dituju oleh pengguna, terdapat juga informasi keberadaan posisi kereta dan delay time yang berfungsi untuk memberitahukan kepada pengguna kereta api jika terjadi keterlambatan kedatangan kereta api.

3.4.1 Metodologi yang digunakan

Keuntungan yang akan didapat dari hasil riset ini adalah sistem perjalanan kereta api yang didukung oleh teknologi sehingga lebih aman dan mudah dikontrol. Bila dibandingkan dengan sistem yang ada sekarang, sistem yang akan dihasilkan oleh riset nanti diharapkan akan dapat mendukung program road map to zero accident yang di galakan oleh kementerian perhubungan, terutama pada direktorat jenderal perkeretaapiannya. Ruang lingkup riset yang akan dilakukan meliputi GPS pada Sarana Kereta api, sensor pada persinyalan di stasiun, perancangan database dan visualisasi database pada layar monitor. Untuk mencapai luaran yang diinginkan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Gambar 2.



 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1       Kesimpulan

Kesimpulan dari sistem ini adalah diharapkan dapat memperbarui sistem Commuter Line yang sudah berjalan selama beberapa tahun. Mengingat semakin meningkat keinginan masyarakat untuk menggunakan model trasnspotasi masal ini. Maka harus dibarengi dengan sistem yang membutuhkan pembaruan dalam berbagai sektor yang berhubungan dengan sistem kereta Commuter Line. Kemudian dapat memberikan informasi mengenai pelayanan yang akan diperbarui oleh PT. KAI supaya tidak terjadi kesalahpahaman atau miss komunikasi antara PT. KAI dengan pihak penumpang. Karena bila terjadi kebijakan baru biasanya penumpang tidak mengetahui dan juga lebih mempermudah dalam mensosialisasikan kebijakan baru yang akan diterapkan di kemudian hari. Setelah itu penumpang dapat mengetahui keberadaan kereta secara real time melalui TV Flat berukuran besar yang diharapkan dapat dipasang pada setiap stasiun yang terintegrasi dengan jalur Kereta Commuter Line Jakarta-Bogor

4.2       Saran 

Saran dari sistem ini adalah jika sistem ini berhasil pada jalur Kereta Commuter Line, diharapkan dapat dikembangkan pada jalur Kereta yang tersebar di seluruh Indonesia. Mungkin kebijakan sistem Kereta Commuter Line yang baru ini lebih baik diterapkan pada Kereta Api yang melayani rute jarak jauh dengan Pulau Jawa sebagai rencana selanjutnya. Karena hampir di seluruh kota-kota di Pulau Jawa sudah terhubung dengan akses jalur Kereta Api. Kecuali kota-kota di Pulau Jawa yang berada di jalur tengah. Jadi pada sistem Kereta Api dengan rute jarak jauh akan mengalami pembaruan pada sektor sistem monitoring kereta jarak jauh secara real time.

DAFTAR PUSTAKA


ALAMAT BLOG KELOMPOK :

    Andrew Hotmando         ( http://andewmgc.blogspot.com/  )
    Bashori Ahmad              (http://bashoriahmad60.blogspot.com/ )   
  Diah Hidayanti               ( http://dhidayanti.blogspot.com/     )
  Raden Bimo Satrio         ( http://bimotakun.blogspot.com/ )
  Syifa Fauziah                 ( http://cipacil.blogspot.com/  )



Saturday 25 October 2014

Sistem Monitoring Perjalanan Kereta Api Listrik (KRL) di Jabodetabek Secara Real Time

ABSTRAK

Kereta api merupakan alat transportasi utama karena kemampuannya mengangkut penumpang dalam jumlah besar. Di Indonesia, kecelakaan kereta api masih sering terjadi, dengan salah satu penyebabnya adalah peralatan yang kurang memadai.

Tulisan ini bermaksud memaparkan penelitian mengenai sistem informasi untuk transportasi kereta api dengan memvisualisasikan posisi kereta api di layar komputer dengan Global Positioning system (GPS) melalui SMS sehingga didapatkan informasi posisi kereta api secara visual di layar. Metode penelitian adalah eksperimen rancang bangun. melalui pembuatan alat sebagai modul eksperimen, yang pengamatan kinerja alat tersebut didukung dengan beberapa peralatan bantu dan instrument ukur. Pada penelitian ini telah berhasil dibuat suatu sistem pemantau jalur dan posisi sarana lalu lintas Kereta Api dengan memanfaatkan teknologi GPS untuk melihat posisi KA.

Kata Kunci : Transportasi Kereta Api, Global Positioning System


I. PENDAHULUAN

Kereta api merupakan moda angkutan massal yang memiliki banyak kelebihan dari moda angkutan lain terutama sebagai solusi dari masalah kemacetan yang terjadi di tanah air. Kenyamanan dalam perjalanan yang bebas macet membuat banyak masyarakat menggunakan modal transportasi ini sebagai alat transportasi mereka. Tingginya minat masyarakat pada kereta api ditanggapi positif oleh pemerintah karena sesuai dengan semangat pemerintah untuk mengadakan moda transportasi massal yang dapat mengurangi kemacetan, hemat energi dan lebih ramah lingkungan sehingga pembangunan dan perbaikan prasarana serta sarana kereta api semakin ditingkatkan pula.

Semakin meningkatnya jumlah sarana kereta api membuat lalu lintas perjalanan kereta api juga menjadi semakin padat sementara peningkatan jumlah jalur cenderung tetap sehingga sering membuat kereta api harus saling menunggu giliran memakai jalur sesuai dengan perintah yang diberikan petugas pengatur perjalanan kereta api dari stasiun karena beberapa kereta api itu akan melewati jalur yang sama. Dengan prosedur perjalanan seperti ini seharusnya keamanan perjalanan kereta api dapat dijaga sebab selama petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api distasiun mampu memonitor keberadaan kereta api dan dapat mengaturnya dengan memberi arahan yang jelas melalui sistem persinyalan yang ada serta masinis yang berada diatas kereta api tetap konsentrasi dalam melihat sinyal yang diberikan ketika menjalankan kereta api maka semua perjalanan kereta api akan aman.

Melihat apa yang sudah terjadi diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka meminimalisasi jumlah kecelakaan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kereta api listrik juga sudah cukup banyak akan tetapi penulis lebih memusatkan perhatian dalam proses Monitoring tiap-tiap perjalanan KRL level operasional.

Untuk menyikapi kendala ini, maka diperlukan sebuah perangkat aplikasi yang dapat memberikan informasi terbaru dari keadaan diperjalanan kereta kepada para petugas distasiun dan kemudian informasi tersebut akan dikabarkan kepada para penumpang yang sedang menunggu dimasing-masing stasiun sehingga penulis tertarik untuk melakukan p erancangan simulasi sistem Real-Time Monitoring terhadap perjalanan KRL sehingga petugas dapat memperoleh informasi sebenarnya terjadi pada lapangan. Perangkat aplikasi ini dapat disebut dengan “Sistem Monitoring Perjalanan Kereta Api Listrik (KRL) di Jabodetabek”

Aplikasi ini dapat berjalan pada tiap-tiap titik stasiun yang dapat diakses melalui Web
yang dioperasikan oleh petugas sehingga petugas dapat  memberikan informasi mengenai keterlambatan serta gangguan-gangguan yang terjadi diperjalanan jika terjadi kecelakaan atau hal-hal lainnya.

Permasalahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan antara lain: 
  • Penanganan pihak KRL kurang karena tidak bisa memonitoring kereta secara realtime; 
  • Banyak pengguna KRL yang merasa informasi KRL yang sudah ada tidak mencukupi kebutuhan; 
  • Pengguna KRL tidak mendapatkan kepastian mengenai estimasi waktu kedatangan dan keberangkatan KRL; 
  • Pengguna tidak mengetahui posisi KRL yang akan dinaikinya.

                                                       
Terjadinya penurunan jumlah pengguna KRL dikarenakan mutu pelayanan dan informasi yang diberikan mengalami kemunduran. Contohnya pengguna yang sedang menunggu kereta yang ingin di tumpanginya di stasiun tidak kunjung datang, sedangkan di waktu yang bersamaan kereta sedang mengalami kecelakaan. Penanganan pihak kantor pun telat karena tidak memonitor kereta secara real-time.

Maka tujuan dari penelitian ini adalah merancang aplikasi “InfoKRL” yang menyajikan informasi monitoring perjalanan kereta api listrik pada platform web, menampilkan lokasi kereta serta posisi perjalanan KRL secara  real-time, dan menghitung berapa banyak keterlambatan tiap harinya. 

II. METODOLOGI

Keuntungan yang akan didapat dari hasil riset ini adalah sistem perjalanan kereta api yang didukung oleh teknologi sehingga lebih aman dan mudah dikontrol. Bila dibandingkan dengan sistem yang ada sekarang, sistem yang akan dihasilkan oleh riset nanti diharapkan akan dapat mendukung program road map to zero accident yang di galakan oleh kementerian perhubungan, terutama pada direktorat jenderal perkeretaapiannya. Ruang lingkup riset yang akan dilakukan meliputi GPS pada Sarana Kereta api, sensor pada persinyalan di stasiun, perancangan database dan visualisasi database pada layar monitor. Untuk mencapai luaran yang diinginkan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti terlihat pada Gambar 2.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian perangkat keras di atas kereta api dan hasil visualisasi posisi kereta api ditunjukkan pada GAMBAR 3.


Informasi yang terdapat pada penerima GPS ada beberapa macam, pada sistem ini informasi yang diperlukan terdiri dari informasi waktu, kecepatan, arah dan posisi. Informasi kecepatan terdiri dari koordinat Lintang dan Bujur. Informasi ini diperlukan untuk menentukan posisi kereta api sehingga kereta api yang akan melintas di stasiun tertentu dapat terdeteksi. Informasi jam diperlukan untuk mengetahui perkiraan jam kedatangan kereta di stasiun berikutnya. Perkiraan jam kedatangan didasarkan pada jam kereta tersebut berangkat menuju stasiun ditambah dengan waktu tempuh kereta yang diketahui berdasarkan data yang sudah ada. Sedangkan informasi kecepatan diperlukan untuk mengetahui kecepatan kereta api terutama jika ada kereta api yang berhenti (kecepatan nol km/jam) pada suatu tempat tetapi tidak pada posisi stasiun, yang kemungkinan kereta tersebut mengalami masalah atau kerusakan.


A. Perancangan Interface

Interface sistem ini terdiri dari 4 bagian yaitu bagian menu, pencarian, informasi dan tampilan.

A-1. Bagian Menu
Pada bagian menu terdapat 2 kelompok tombol yaitu tombol layar dan tombol Database. Kelompok tombol layar berfungsi untuk mengubah bentuk tampilan peta yang diinginkan. Jenis tampilan yang dapat dilakukan adalah 1 Layar, 2 Layar dan 3 Layar seperti yang terlihat
pada GAMBAR 4 dan GAMBAR  5.



Kelompok tombol database berfungsi untuk menambah atau mengupdate database yang ada. Database yang bisa ditambah melalui kelompok tombol ini adalah database sarana yang berisikan informasi sarana kereta api yang ada, database wessel yang berisikan informasi wessel yang ada dan database GRG (Geographical Railway Graph) yang berisikan informasi jalur kereta api, seperti yang terlihat pada GAMBAR 6 dan GAMBAR 7.




A-2. Bagian Pencarian
Bagian pencarian berfungsi untuk mencari secara cepat item yang ingin diketahui. Pencarian dapat di lakukan dengan 3 jenis kata kunci yaitu Antar Stasiun, Kode Kereta Api dan No. Sarana Kereta Api. Hasil dari pencarian ini akan diperlihatkan langsung pada tampi lan peta.

A-3. Bagian Informasi
Sesuai namanya bagian informasi ini memberikan informasi berupa daftar kereta api yang sedang melakukan perjalanan dan juga informasi berupa deteksi kemungkinan tabrakan antar kereta api. Deteksi ini akan memberikan informasi berupa kondisi antara 2 kereta api tersebut, apakah aman, peringatan atau kondisi bahaya tergantung dari arah, kecepatan dan jarak antara kereta api tersebut.

A-4. Bagian Tampilan
Bagian tampilan berfungsi untuk menampilkan peta serta posisi kereta api sehingga mudah untuk dimonitor.


B. Perancangan Database
Sistem keamanan Kereta Api ini memiliki 3 database utama dan beberapa database perjalanan kereta api tergantung dari banyaknya jumlah kereta api yang ada.
Untuk setiap perjalanan kereta api disimpan didalam satu database tersendiri sehingga masing-masing perjalanan kereta api memiliki database sendiri.

B-1. Tabel Sarana KA
Tabel ini berisikan informasi tentang seluruh kereta api yang melakukan perjalanan. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 9.


B-2. Tabel Wesse
Tabel ini berisikan informasi tentang seluruh wessel yang ada. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 10.


B-3. Tabel GRG
Tabel ini berisikan informasi tentang koordinat jalur kereta api yang ada. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 11.



B-4. Tabel Temp Perjalanan KA
Tabel ini merupakan template untuk database masing-masing perjalanan kereta api. Pada tabel ini disimpan setiap informasi perjalanan kereta api. Adapun detail informasi yang tersimpan dapat dilihat pada GAMBAR 12.


IV. KESIMPULAN 
  • Aplikasi GPS pada sistem pemantau jalur dan posisi sarana lalu lintas kereta api dapat diterapkan karena posisi koordinat sebagian dapat terdeteksi dengan baik di sepanjang jalur kereta tersebut. 
  • Pengiriman data koordinat posisi kereta api dengan media pengiriman melalui modem pada sistem informasi lalu lintas kereta api dapat diterapkan sepanjang sinyal GSM dari provider yang dipakai cukup baik sehingga pengiriman data berjalan lancar. 
  •  Dengan adanya fungsi pencarian pada sistem ini pengawasan terhadap perjalanan kereta api tertentu dapat dengan mudah dilakukan. 
  • Tampilan dengan menggunakan GIS memberikan kemudahan dalam melakukan pengawasan terhadap perjalanan kereta api secara keseluruhan. 
  •  Penggunaan tools berupa database GRG dapat meningkatkan akurasi GPS yang variatif hingga sesuai dengan posisi jalur yang sebenarnya. 
  • Perjalanan kereta api selalu tersimpan ke dalam database sehingga memudahkan dalam melakukan maintenance ataupun investigasi terhadap kereta api tersebut.



DAFTAR PUSTAKA                 



Nama Anggota Kelompok :

Andrew Hotmando        (http://andewmgc.blogspot.com/)
Bashori Ahmad              (http://bashoriahmad60.blogspot.com/)  
Diah Hidayanti               (http://dhidayanti.blogspot.com/
Raden Bimo Satrio         (http://bimotakun.blogspot.com/
Syifa Fauziah                  (http://cipacil.blogspot.com/)